![]() |
Perantau menjalani isolasi di SD Negeri 1 Ketro, Kecamatan Karangrayung, Grobogan |
KABARGROBOGAN.COM - Sebanyak 83 perantau yang pulang kampung diisolasi di SD Negeri 1 dan SD Negeri 5 Ketro, Kecamatan Karangrayung, Grobogan. Langkah isolasi bagi para perantau dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Isolasi perantau di Desa Ketro diberlakukan mulai Selasa (21/4/20) kemarin. Pada hari pertama belum ada perantau yang datang, kemudian pada hari kedua jumlah orang yang masuk sebanyak 45 orang, hingga akhirnya bertambah menjadi 83 orang pada Minggu (26/4/20) pagi. "Awalnya ada 85, namun yang dua keluar lagi karena memilih kembali bekerja di Semarang," terang Kepala Desa Ketro, Suwarsih.
Pantauan KABARGROBOGAN.COM di SD Negeri 1 dan SD Negeri 5 Ketro, para perantau masih bisa ditemui pihak keluarga. Setiap ada keluarga yang berkunjung diwajibkan untuk memakai masker dan cuci tangan terlebih dahulu. Setelah itu petugas memanggil perantau yang hendak ditemui melalui pengeras suara. Waktu pertemuan tidak dibatasi, namun harus tetap menerapkan physical distancing. "Saya kesini hendak menemui suami saya yang sudah diisolasi sejak hari Rabu kemarin. Selain memastikan kondisi kesehatannya, saya juga membawakan baju ganti sekalian mengambil baju bekasnya untuk dicuci," ujar Sutiah saat hendak menemui Narto, suaminya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup para perantau selama diisolasi, Pemkab Grobogan melalui Dinas Sosial telah menyalurkan bantuan berupa beras dan uang lauk pauk kepada pihak desa untuk dikelola menjadi makanan siap saji. "Rinciannya, setiap warga yang diisolasi mendapatkan beras 0,4 kilogram dan uang lauk pauk sebesar 30 ribu rupiah per hari. Rincian itu untuk kebutuhan makan tiga kali sehari," jelas Kabid Linjamsos Dinas Sosial Grobogan, Wahyu Imam Rifai.
Ditambahkan Rifai, saat ini ada 45 desa yang memberlakukan isolasi bagi warganya yang pulang dari perantauan. Desa tersebut berada di wilayah Kecamatan Geyer, Pulokulon, dan Karangrayung. Seluruh perantau dipastikan sudah terpenuhi kebutuhan hidupnya selama 14 hari menjalani isolasi. Untuk memastikan pihak desa mengelola bantuan tersebut dengan benar, Dinas Sosial melaksanakan monitoring setiap hari ke desa-desa yang memberlakukan isolasi kepada para parantau.
Akun Sosial Media Kami